HEPATITIS C
APA ITU HEPATITIS C?
Hepatitis C | |
---|---|
![]()
Electron micrograph of hepatitis C viruspurified from cell culture (scale = 50 nanometers)
| |
Cara Penularan Hepatitis C
Virus hepatitis C berkembang dalam darah. Karena itu, kita akan tertular hepatitis C jika mengalami kontak dengan darah penderita.
Cara penularan hepatitis C yang paling umum terjadi adalah melalui jarum suntik, misalnya pengguna obat-obatan terlarang yang berbagi jarum suntik atau menjalani proses pembuatan tato di tempat yang tidak memiliki peralatan steril. Di samping itu, saling meminjamkan barang pribadi seperti gunting kuku dan sikat gigi serta hubungan seks bebas juga dapat mempertinggi risiko seseorang untuk tertular penyakit ini.
Meski demikian, virus hepatitis C tidak akan menular melalui air susu ibu, makanan, minuman, maupun bersentuhan seperti bersalaman atau berpelukan.
Langkah Pencegahan Hepatitis C
Hepatitis C belum bisa dicegah dengan vaksinasi. Tetapi ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko penularan, misalnya berhenti atau tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi yang berpotensi terkontaminasi darah (seperti gunting kuku dan sikat gigi) juga bisa dilakukan sebagai pencegahan.
Meski penyakit ini jarang menular melalui hubungan seks, penggunaan alat pengaman seperti kondom dapat menghindarkan Anda dari hepatitis C. Terutama jika terjadi kontak dengan darah, misalnya seks anal atau darah menstruasi.
Penderita hepatitis C juga lebih berisiko untuk terkena hepatitis jenis lain. Dokter umumnya menganjurkan vaksinasi untuk mencegah hepatitis A dan B.
Masa inkubasi (waktu sejak virus pertama masuk hingga gejala muncul) untuk hepatitis C adalah 2 minggu hingga 6 bulan.
Infeksi pada 6 bulan pertama ini dikenal dengan hepatitis C akut. Meski ada gejala hepatitis C yang muncul, indikasinya mirip dengan penyakit lain sehingga sulit disadari.
Hanya sekitar 20 persen penderita hepatitis C akut yang mengalami gejala. Beberapa indikasinya meliputi:
- Kelelahan.
- Nyeri otot dan sendi.
- Demam.
- Tidak nafsu makan.
- Mual dan muntah.
- Sakit perut.
- Tinja berwarna abu-abu.
- Sakit kuning.
Sistem kekebalan tubuh penderita hepatitis C akut terkadang mampu membunuh virus tanpa penanganan khusus sehingga penderita akan sembuh. Hal ini terjadi pada sekitar 15 hingga 45 persen penderitanya.
Sedangkan 55-85 persen sisanya akan menyimpan virus hepatitis C untuk waktu yang lama. Inilah yang disebut hepatitis C kronis.
Gejala-gejala hepatitis C kronis sangat beragam dan berbeda-beda pada tiap penderita. Ada yang mengalami gejala ringan dan ada yang berat. Selain gejala yang sama dengan hepatitis C akut, berikut ini adalah indikasi-indikasi lain yang umumnya dialami oleh penderita.
- Selalu merasa lelah.
- Nyeri otot dan sendi.
- Gangguan pencernaan.
- Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
- Suasana hati yang berubah-ubah.
- Depresi.
- Gatal-gatal pada kulit.
Proses pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah. Ada 2 jenis tes darah yang dianjurkan untuk mendiagnosis penyakit ini, yaitu:
- Tes antibodi. Keberadaan hepatitis C mengindikasikan bahwa Anda pernah terpapar virus tersebut, tapi belum berarti Anda masih menderita penyakit ini.
- Tes Polymerase Chain Reaction atau PCR. Tes ini digunakan untuk memeriksa keberadaan virus hepatitis C dengan mendeteksi apakah virus masih aktif berkembang biak dalam tubuh Anda atau tidak. Hasil yang positif berarti tubuh Anda belum sepenuhnya memberantas virus dan infeksi sudah memasuki tahap kronis.
Komentar
Posting Komentar